Dorothy Irene Marx, Teladan Kesetiaan

Gereja kembali kehilangan tokoh panutan. Ibu Dorothy Irene Marx, misionaris yang mengabdikan hidupnya bagi pelayanan telah kembali menghadap Bapa  pada 17 desember 2017 lalu. Perempuan yang lahir di Jerman 16 January 1923 itu pertama kali melayani Indonesia sebagai misionaris Overseas Missionary Fellowship (OMF) pada tahun 1957.

Mengikut pemberitaan dari laman "reformata.com", kepergian ibu Pdt Dororthy dalam usia 95 tahun membawa duka mendalam bagi Gereja Kristen Indonesia (GKI).  Pasalnya, perempuan berdarah Yahudi-Jerman ini pernah pengerja resmi di GKI dan empat tahun kemudian ditahbiskan menjadi pendeta GKI Kebonjati, Bandung. Kehilangan sosok teladan iman juga dirasak segenap, anggota, pengurus Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), civitas akademika Universitas Kristen Indonesia (UKI), ITB, UPI (dulu IKIP Bandung), Universitas Kristen Maranatha, STT Bandung, STT Jakarta, SAAT Malang, PERKANTAS, serta berbagai lembaga persekutuan di Bandung mengenal dekat ibu Dorothy. Hampir semua orang yang pernah berkenalan dengan Pdt. Dorothy akan selalu menceritakan kegigihan dan semangat beliau melayani. Kedisiplinan perempuan lulusan program doktor Universitas Tubingen dan Louisiana Baptist University ini dalam belajar sering memakai singkatan unik dalam kuliah dan khotbahnya ini. Di bandung, pelayanan terlama yang pernah dia jalani, adalah menjadi pembimbing rohani mahasiswa Kristen. Tokoh etika terkemuka yang tegas, tulus disiplin dan penuh cinta kasih itu akhirnya dihantarkan ke peristirahatan terakhirnya pada Rabu 20 desember lalu. Jasad Pdt. Dorrothy Irene Marx dikebumikan di San Diego Hills, sebelumnya kebaktian pemberangkatan dilayankan di GKI Kwitang, Gunung Sahari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar