Angayubagya 30 Tahun Wanita Hindu Dharma Indonesia Sukses dan Jaya Selalu

Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-30. Peringatan HUT ke-30 Tahun WHDI diselenggarakan di Wantilan Pura Mustika Dharma Cijantung, Jakarta 12 Februari 2018.
HUT ke-30 tahun WHDI diikuti seluruh jajaran Pengurus WHDI Pusat, pengurus WHDI DKI Jakarta dan lima wilayah serta pengurus yang sudah purna bhakti. Berbagai acara memeriahkan peringatan HUT WHDI mulai dari pergelaran lomba menghias tumpeng, hiburan tarian dan musik, hingga penyuluhan tentang narkoba. Mengikut pemberitaan dari laman "phdi.or.id", ketua Panitia Pelaksana Widya Raini Erata, S.Psi dalam laporannya menyampaikan HUT ke-30 WHDI mengusung tema “Tingkatkan Soliditas Bersama Antarumat Beragama untuk Mewujudkan Kepekaan Sosial dalam Rangka Menjaga Keutuhan NKRI”. Raini mengatakan dasar dari tema adalah kosistensi dari WHDI dalam menumbuhkambangkan soliditas serta menjaga kerukunan. “Wanita Hindu Dharma Indonesia dimanapun berada selalu konsisten dalam mengembangkan soliditas, kerukunan, serta keharmonisan baik internal umat Hindu maupun antar umat beragama. Serta adanya kepekaan sosial terhadap masalah-masalah yang sedang terjadi seperti, masalah kesehatan, bencana alam, dan bersama-sama menjaga keutuhan NKRI,” ujar Raini. Raini menambahkan, dalam menjaga eksistensinya WHDI juga telah melakukan beberapa kegiatan. “WHDI turut berpatisipasi dalam kegiatan bhakti sosial yang diselenggarakan Panitia Nyepi Nasional maupun DKI Jakarta Tahun Baru Saka 1940,” ujarnya. Sementara itu Ketua Umum WHDI Ir. Rataya B. Kentjanawathy Suwisma mengatakan diusia yang ke-30, WHDI agar semakin mantap dalam memperluas komunikasi baik secara langsung maupun lewat dunia maya atau media sosial. Dengan adanya komunikasi, kata Rataya, diharapkan dapat meningkatkan peran dan kerja positif bagi WHDI, memberikan pengembangan baik dalam sisi pengetahuan maupun ekonomi. “Melalui media sosial ini semoga bisa dengan cepat dapat menyampaikan program yang telah dilaksanakan kepada seluruh pengurus, anggota, dan masyarakat. Dengan adanya media sosial WHDI Nusantara akan lebih mudah dalam menyebar informasi dan berkomunikasi,” ujarnya. Rataya mengatakan, sesuai dengan tema HUT ke-30 Tahun WHDI yaitu pentingnya soliditas dalam membangun kerukunan, kebersamaan, dan keharmoniskan. Menurutnya, tanpa soliditas maka akan sangat sulit dalam membangun kerukunan dan keharmonisan. Selain itu, pelaksanaan program-program serta pengembangan WHDI akan terhambat bila tidak adanya soliditas.
 WHDI turut mengambil peran dalam pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). Ada tiga aspek dalam meningkatkan perilaku hidup sehat yakni melakukan aktivitas fisik setiap hari, mengkomsumsi buah dan sayur, dan periksa kesehatan secara berkala. “Kepekaan sosial lain yang dilakukan WHDI adalah sosialisasi tentang bahaya narkoba. Indonesia saat ini sudah darurat narkoba. Presiden bahkan telah menyatakan perang melawan narkoba,” ujarnya. Peran semua komponen, kata Rataya, sangat diperlukan untuk bergerak bersama-sama saling bergandengan tangan dalam memerangi narkoba. Peran orang tua, keluarga, guru, para tokoh, pemuka agama, dan semua komponen masyarakat harus ikut terlibat dalam memerangi narkoba dalam menyelamatkan bangsa dari kehancuran akibat narkoba. “Kepekaan sosial terhadap bencana alam dilakukan WHDI pada September 2017 dengan memberikan bantuan kepada korban erupsi Gunung Agung. WHDI Peduli Gunung Agung bekerja sama dengan Artha Graha peduli menyampaikan bantuan ditiga lokasi pengungsian,” tuturnya. Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya menyampaikan angayubagya 30 Tahun WHDI. Semoga sukses dan maju dalam menjalankan amanah baik sebagai seorang ibu dalam keluarga. “Kesehatan dalam keluarga sangat penting. Tapi tidak hanya itu, seorang ibu harus memiliki etika yang baik sehingga mampu menjadi tauladan bagi anak-anaknya,” ujarnya. Wisnu Bawa Tenaya mengingatkan kepada ibu-ibu WHDI di seluruh Indonesia untuk selalu rukun dan bersatu. Apalagi, kata Wisnu Bawa Tenaya, pada tanggal 14 Februari nanti adalah hari valentine yaitu hari kasih sayang. “Mari kita jaga kerukunan. Rukun tetangga, rukun warga, rukun dan selalu rukun. Menebarkan cinta kasih kepada siapapun dengan selalu melempar senyum, selalu mekenyem. Jangan malah melempar batu sembunyi tangan. Ini yang tidak boleh,” tuturnya. Ditambahkan Wisnu Bawa Tenaya,  ibu-ibu agar selalu semangat dalam  berkarya. Selalu bekerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, dan kerjasama. “Ngiring (mari) kita bekerjasama dalam mewujudkan masyarakat sehat, masyarakat bebas dari narkoba. PHDI, WHDI, Germas, dan BNN selalu berkerja bersama-sama untuk mewujudkan masyarakat yang sehat. Mens sana in capore sano, bukan men nyoman, men kadek gelem-geleman,” pungkasnya. Perwakilan organisasi Badan Kerjasama Sosial Usaha Pembinaan Warga Tama (BERSAMA) Brigjen Pol. Dr. Victor Pudjiadi Sp.B., FICS., DFM dalam paparannya menyampaikan bahwa umur termuda penggunaan narkoba adalah nol hari. Saat ibu-ibu nakal menggunakan narkoba maka bayi pun akan terkena imbas dari narkoba. “Ibu-ibu bisa lihat bagaimana seorang ibu hamil yang memakai narkoba. Ketika dia melahirkan maka bayi yang lahir akan menjadi cacat, tidak sehat, dan masih banyak gangguan lain termasuk bayi meninggal dunia,” ujar Victor sambil menayangkan sebuah video. Saat ini, kata Victor, sudah banyak ibu-ibu yang terlibat dalam peredaran narkoba. Bahkan isteri dari aparatpun mulai dari isteri marinir, isteri polisi, ibu hamil terlibat dalam penjualan narkoba. “Ada dalam satu keluarga jual narkoba. Mulai dari bapak, ibu, anak, keponanakan semuanya terlibat narkoba. Bahkan nenek-nenek usia 80 an juga jadi bandar narkoba,” tuturnya. Victor mengatakan, meski di tengah kesibukan ibu-ibu WHDI harus selalu menjadi garda terdepan dalam memberikan pengawasan kepada keluarga anak dan suami. “Ibu WHDI bisa ajak anak-anaknya curhat dan berikan pemahaman tentang bahaya narkoba setelah pulang dari sosialisasi ini. Ibu-ibu memiliki peran vital dalam keluarga. Kalau ibu-ibu memakai narkoba maka anak pasti akan terkena imbasnya,” ujarnya. Pengurus WHDI sendiri mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Harian Organisasi BERSAMA, Dr. Charletty Cusiyana, M.Si karena telah terdaftar menjadi mitra. Charletty juga mengapresiasi Sekretaris Jenderal WHDI Wikanthi Yogie, S.Ag., M.Si. yang bahkan sudah menjadi laskar organisasi BERSAMA. “Kami sangat mengapresiasi keterlibatan WHDI yang telah menjadi mitra. Hampir seluruh ibu-ibu yang hadir di sini sudah terdaftar menjadi mitra kami dalam memerangi narkoba. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras Ibu Wikanthi yang juga sudah menjadi pelopor dan sebagai laskar angkatan pertama,” ujarnya. Selain penyeluhuan narkoba, HUT ke-30 Tahun WHDI di awali dengan lomba menghias tumpeng yang diikuti oleh WHDI Kota Jakarta Timur, WHDI Kota Jakarta Selatan, WHDI Kota Jakarta Barat, WHDI Kota Jakarta Utara, dan WHDI Kota Jakarta Pusat. Sebagai pemenang lomba adalah, juara satu WHDI Kota Jakarta Barat, juara dua WHDI Kota Jakarta Timur, dan juara tiga WHDI Kota Jakarta Selatan. Hadir dalam peringatan HUT 30 Tahun WHDI diantaranya Ketua Umum PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Kasubdit Kelembagaan Ditjen Bimas Hindu Putu Suhartama, S.Ag., M.Si, Wakil Ketua Harian Organisasi BERSAMA, Dr. Charletty Cusiyana, M.Si beserta tim, jajaran pengurus WHDI Pusat  dan WHDI DKI Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar