Berikut ini keterangan diambil dari pustaka "Buku rujukan semua aliran dan perkumpulan agama di Indonesia" (Singaraja: Toko Buku Indra Jaya, 2017) oleh Dr. Igor Popov, LLM
The following information is taken from a book, "The Reference Book on All Religious Branches and Communities in Indonesia" (Singaraja: Toko Buku Indra Jaya, 2017), by Dr. Igor Popov
Para tokoh tarekat Qodiriyah Hanafiah (www.majelisrabbani.org) |
Sufisme (Tasawuf): Ini gerakan batin yang melanjutkan penerapan jahid/pertapa Islami awal, terutama melalui Sunni. Mereka memiliki kalam tersendiri (kerap paham panteistik – Wihdatul Wujud, semuanya adalah zat Allah) pembangunan batin, di mana Syariah adalah hanya tingkatan pertama dalam barisan syariah–tarekat–hakikat (pencerahan), serta hirarkis rohani yang sejajar dengan hirarkis lazim. Menonjol pemikir-pemikir Sufi: sarjana, al-Ghazali ("Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama") dan Ibnu Arabi (“Futuhat al-Makkiyyah”), penyair, al-Farid ("Kasidah Besar") serta Jalaluddin Rumi (“al-Matsnawi al-Maknawi”). Sebuah peran khusus dimainkan di tasawuf hubungan antara Guru (Syeikh/Mursyid) dan murid (darwis). Biara Sufi bagi kaum sadu bernama Zawiya, atau Khanqah/Rubath. Dibentuk 12 tarekat (jalan) Sufi utama, sekolah tasawuf dengan silsilah gurunya keturunan Nabi dan peziarahan sendiri (makam syeikh, dll). Di Indonesia guru-guru Sufi yang pertama adalah Walisongo (teristimewa Syeikh Sunan Gunung Jati, putera penguasa Mesir dari isteri Sunda, sultan Cirebon pertama) serta Syeikh Siti Jenar yang mengajarkan kesatuan antara manusia dengan Allah dan berkonflik dengan mereka di Jawa masa abad ke-15–16-an (tarekat Naqsyabandiyah, Syattariyah dan Syadziliyah), penyair Melayu dari Barus di Sumatera, karya-karyanya pernah dibakar lantaran berisi paham Wihdatul Wujud, Hamzah Fansuri berbarengan muridnya Syamsuddin Sumatrani di Aceh, dan Yusuf Makassari di Sulawesi dan Banten masa abad ke-16–17-an (tarekat Qodiriyah dan Khalwatiyah). Di samping mereka di Indonesia juga merembet tarekat-tarekat lain.
■ Tarekat
Qodiriyah (www.tarekatqodiriyah.wordpress.com) adalah salah satu persaudaraan
Sufi tertua yang didirikan oleh seorang Parsi, Abdul Qadir Jaelani (1077–1166),
wali Hanbali; menerapkan dzikir zahr (keras) (termasuk dgn berlingkar-lingkar),
terfokus pada bukan kalam, tapi moral, pusatnya sedunia di Baghdad; di
Indonesia syeikh pertama adalah penyair Melayu dari Barus di Sumatera Utara,
karya-karyanya pernah dibakar lantaran berisi paham Wihdatul Wujud, Hamzah
Fansuri (w. sekitar 1590) yang mengembara di Arabia, Bagdad, India dan Kudus
(Jawa), serta muridnya Syamsuddin Sumatrani di berdakwah di Aceh; pada abad
ke-19 mengajar Ahmad Khatib Jawi (w.1878); pusat di ds. Kajen (Margoyoso, Pati,
Jawa Tengah), Rubath Qodiriyah ada di Jakarta Timur;
■ Tarekat
Qodiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN)
(www.tqnnews.com www.tqnppsuryalaya.blogspot.com www.metafisika-center.org) adalah
tarekat Sufi sbg cabang dari tarekat utama Qodiriyah, pendiri syeikh Qodiriyah
di Mekkah asal Kalimantan Barat, Ahmad Khatib as-Sambas (1802–1878) yang menggabungkan
dzikir bersuara dan diam; muridnya, Abd al-Karim Banten (lh.1840) dari ds.
Lampuyang (Tanara, Jawa Barat) menyebar TQN di Indonesia, dibentuk TQN Center
di Masjid al-Mubarak (Rawamangun Jakarta), dan Metafisika Center dan Pondok
Pesantren – Daru Ulil Albab di Kelutan (Ngronggot, Ngajuk, Jawa Timur), di luar
Nusantara TQN juga berada di Asia Tenggara;
■ Tarekat
Qodiriyah Hanafiah (TQH) (www.majelisrabbani.org Facebook)
cabang baru dari Qodiriyah yang didirikan th 1995 di kota Sani (Solok, Sumatera
Barat) oleh Syeikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani (lh.1976) dari Padang
(Sumatera), th 2002 terdaftar Tasawuf Islamic Centre Indonesia (TICI) dan
Majelis Rabbani Indonesia (MRI), berpusat di Jakarta dgn cabang di Sumatera, Jawa,
Sulawesi, Singapura dan Malaysia;
■ Tarekat
Syadziliyah adalah salah satu persaudaraan Sufi tertua yang didirikan oleh
Syekh Abdul Hasan Ali asy-Syadzili (1196–1258) dari Maroko, mengutamakan
pergelutan dgn nafsu cara khalwat (tirakatan) serta puasa reguler selalu siang
malam, menggabungkan dzikir zahr dan dzikir khafi (lembut); guru pertama di
Nusantara merupakan Syeikh Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) (1448–1568)
dari Walisongo, keturunan Nabi dan juga penguasa Mesir dan isteri puteri Sunda,
sultan Cirebon pertama, selain Syadziliyah juga syeikh tarekat Kubrawiyah,
wilayah istimewa tarekat ini di Indonesia ialah Kudus di Jawa Timur;
■ Tarekat
Naqsyabandiyah Khalidiyah (TNK) (www.baitulamin.org www.naqsyabandie.wordpress.com)
adalah persaudaraan Sufi, ca-bang dari tarekat Naqsyabandiyah yang terbesar,
pendirinya ialah Baha-ud-Din Naqshband Bukhari (1318–1389), Beliau menolak
kaidah Sufi yang dzikir zahr, musik dan tari dan menjurus pada dzikir khafi dgn
kaidah pernapasan, di Indonesia Naqsyabandiyah masa abad ke-16–17-an disebar
oleh sementara Walisingo dan Syeikh Yusuf Makassari (sebelum pindahannya ke
tarekat Khalwatiyah); cabang TNK didirikan oleh Syeikh Khalid al-Muladdid
al-Baghdadi alias Kurdi (w.1826) di Mekkah dan dirembet di Asia, Afrika, Eropa
dan Amerika; salah satu muridnya, Syeikh Ismail al-Khalidi al-Minangkabawi
(w.1844) di Singapura asal Simabur (Sumatera Barat) memprakarsai dakwah di
Nusantara sesuai dgn syeikh Abdullah Barzinjani yang membawa ajaran ke Riau, kini
tempat-tempat TNK antarnya: Surau Baitul Amin di Bojongsari, Depok, Jawa Barat
dan Rubath Mubarak Qashrul ‘Arifin Pusat di Ngaglik, Sleman, Yogyakarta;
■ Tarekat
Naqsyabandiyah Mazhariyah/Mudzhariyah (www.naqsmudzhariyah.blogspot.com
www.naqsyabandiyah-gersempal.org www.naqsabandi-gersempal.blogspot.com)
adalah cabang dari Naqsyabandiyah yang didirikan di Delhi, India abad ke-19
oleh Syeikh Mirza Mazhar Jan-i Janan (Mudzhar Khan) yang menolak paham Wihdatul
Wujud, kemudian di Madinah menggurui Syeikh Maulana Muhammad Mudzhar al-Ahmadi
(w.1884); selaku murid tarekat ini pernah menjadi sultan Riau serta sultan Pontianak
di Indonesia, Syeikh Abdallah az-Zawawi dari Mekkah menjadi mufti Pontianak,
dan putranya, Syeikh Yusuf Ali Abdallah az-Zawawi sbg mufti Negara Bagian
Trengganu di Malaysia, berkat Muhammad Syaleh az-Zawawi (Syeikh Abdul Adzim
dari Bangkalan Madura, w.1916) dari sejak akhir abad ke-19 sampai kini kawasan
istimewa terekat di Indonesia ialah Madura dan Jawa Timur (Malang); di ds.
Gersempal (Omben, Sampang, Madura) berpusat sekelompok Naqsyabandiyah Gersempal, masjidnya terutama
ialah Masjid Agung di Sampang, susunan organisasinya termasuk Silaturrahim
Ikhwan dan Akhwat Thoriqoh Naqsyabandiyah (Sitqon), kini tarekat berada pula di
Surabaya, Jakarta dan Kalimantan;
■ Tarekat
Naqsyabandiyah Hakkani (www.naqsybandi.com), disebut pula Naqsyabandiyah
Nazimiyah, adalah cabang baru dari tarekat Naqsyabandiyah, pendirinya, Syeikh
Nazim Adil al-Hakkani (lh. 1922), seorang Turki dari Larnaka (Siprus), syeikh Naqsyabandiyah,
Mawlewi dan tarekat lain, yang keturunan penyair dan pendiri tarekat Mawlewi (Jalaliyah),
Jalaluddin Rumi, dari praktiknya Naqsyabandiyah Hakkani meminjam tari berputar
Sema serta musik; sejak 1991 mulai misi di Amerika Utara (Hakkani Foundation),
penyebar di Indonesia sejak 1997 syeikh dari Lebanon, Muhammad Hisyam Kabbani
al-Rabbani, th 2000 terdaftar Yayasan Hakkani Indonesia dgn pusat di Jakarta
pimpinan Presiden Direktur dan juga Haqqani Institute Indonesia, zawiyah ada
pula di Jawa, Sumatera, Bali, Papua;
■ Tarekat
Khalwatiyah (Khalwatiyah Yusuf) (www.profilejamiyahkhalwatiyah.blogspot.com)
adalah salah satu persau-daraan Sufi tertua, didirikan oleh Zahir ad-Din Umar
al-Khalwati (w.1397), syeikh Parsi dari Herat (kini di Afghanistan), tarekat
muncul di wilayah Turki Syiah di Persia, mengutamakan khalwat dan tapa, tarekat
Sunni tapi dgn unsur Syiah, teristimewa disebar di Mesir; guru pertama di
Indonesia ialah Syeikh Yusuf Makassari (Yusuf al-Khalwati Goa, 1626–1699) dari
keluarga sultan Gowa di Sulawesi, th 1644 pergi ke Arabia dan menjadi pengikut
tarekat Naqsyabandiyah, pulang ke kota Banten, selanjutnya di Damaskus
ditahbiskan sbg syeikh Khalwatiyah, di Sulawesi Selatan antara orang Bugis
berkarya muridnya Karaeng Abd al-Jalil, kini wadahnya yang utama didaftarkan th
2006 ialah "Jamiyah Khalwatiyah Syekh Yusuf al-Makassariy" dipimpin
oleh Mursyid ke-44, Dewan-dewan Mursyid, Syurah dan Pembina, aliran ini
menerapkan dzikir khafi dan terkait erat pada bangsawan dan pemerintah
kedaerahan;
■ Tarekat
Khalwatiyah Samman (di Facebook) alias Sammaniyah adalah cabang lain
dari persaudaraan Sufi Khalwatiyah, didirikan di Madinah oleh Muhammad ibn Abd
al-Karim al-Samman (1719–1775), diakui paham Wihdatul Wujud dan menerapkan baik
dzikir khafi maupun dzikir zahr; di Nusantara awalnya dirembet di Aceh oleh
murid pendiri, Abd al-Samad bin Abd Allah al-Palimbani (w.1800), th 1820-an
muncul di Sulawesi Selatan (Makassar dan Maros) dgn guru Abdullah al-Munir,
sebangsawan Bugis dari Sumbawa, pusatnya di Leppakomai (kec. Maros);
■ Tarekat
Syattariyah (www.pesambanganjati.blogspot.com) adalah persaudaraan
Sufi yang didirikan oleh Syeikh Abdallah al-Syattar (w.1428) di Persia dan
India (sebutan tarekat ini lain – Bistamiyah dari nama Abu Yazid Bistami) sbg salah
satu cabang-pewaris dari terekat Suhrawardiyah oleh Sheikh Shahab al-Din Abu
Hafs Umar Suhrawardi (1145–1234) berbangsa Kurdi, murid al-Ghazali, yang
menerapkan dzikir bersuara serta diam tapi melarang tari; Syattariyah banyak
bekerja di India, di antara guru yang pertama di Indonesia ialah seorang bangsa
Melayu yang belajar di Madinah, Syeikh Abd ul-Rauf Singkil (1615–1693) yang
berdakwah di Aceh, muridnya Burhan al-Din berkarya di Sumatera Barat, dan Abdul
Muhyi dari Pamijahan, Jawa Barat (abad ke-17–18-an); pusatnya yang terbesar
ialah Keraton Pesambangan Jati Cirebon sampai kini;
■ Tarekat
Tijaniyah (www.attijaniyahwalhamdulillah.weebly.com www.zawiyah-tarbiyah-at-tijaniyah-jakarta.com)
adalah persaudara-an neo-Sufi yang didirikan di Fez, Maroko oleh Ahmad
at-Tijani (1735–1815) dari bangsa Berber Magrib, Beliau mengaku diri sbg syeikh
tanpa silsilah mursyid tapi langsung dari Roh Nabi, dan pula sbg khatam segala
wali dan Kutub yang maksum dari dosa (ismat); menerapkan dzikir khafi tanpa
tapa, paling penting hari ialah Maulid Nabi, dilarang bergabung dgn tarekat
lain; di abad ke-19 mereka membentuk Negara mandiri di Niger dan Senegal; salah
satu pemimpin pesantren Buntet di ds. Mertapada Kulon (Cirebon), KH Anas antara
th 1924–1927 mempelajari jalan ini di Arabia, selain itu th 1928 ke Cianjur
(Jawa Barat) tiba mufti Arab dari Madinah, Syeikh Ali bin Abdullah at-Thayyib
al-Azhari dan berdakwah di seluruh Jawa, kini Keluarga Besar Thorikoh At
Tijaniyah mewadahi sejumlah zawiyah di Jawa dgn pusat berwibawa di pesantren
Buntet dan Garut (Jawa Barat);
■ Tarekat
Idrisiyyah, atau Sanusiyyah (www.idrisiyyah.or.id) (di Malaysia
dikenal sbg Ahmadiyah-Idrisiyah), adalah persaudaraan neo-Sufi berasal dari
tarekat Khidhiriyyah dan didirikan oleh seorang suku Berber Magrib, Syeikh
Muhammad bin Ali as-Sanusi (1787–1859) di Mekkah th 1837 dan th 1843 dipindah
ke Libia (berpusat di Kufra), ajaran mengarah ke pada gerakan Wahabi tapi tak
dilarang kultus para wali, menerapkan dzikir khafi tanpa tari dan ekstase; sbg
kelompok anti-penjajahan mengepalai perjuangan kontra Prancis dan Italia di
Magrib dan Afrika Tengah untuk negara agama, th 1951 syeikhnya pernah menjadi
raja Libia, Idris ke-1; di Indonesia tarekat dibawa oleh Syeikh Abdul Fattah th
1932, murid dari Syeikh Ahmad Syarif as-Sanusi (1875–1933) di Mekkah, terdaftar
th 2012 dgn pusat di Jatihurip (kec. Cisayong, kab. Tasikmalaya, Jawa Barat);
■ Jamiyyah
Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah an Nahdiyah (JATMAN) adalah persekutuan para
guru lintas tarekat Sufi se-Indonesia, th 1957 di Tegalrejo, Magelang Jawa
Tengah didirikan Jamiyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah, JATMAN di 1976
memisahkan diri dari persekutuan pertama dan th 1979 di Muktamar Nahdlatul
Ulama (NU) ke-26 di Semarang sbg wadah mandiri pimpinan Idaroh Aliyah dan
mewakili 45 tarekat diakui NU sbg asli;
■ Dewan
Ulama Tarekat Indonesia (DUTI) (www.dewanulamathariqah.org) adalah
persekutuan para guru lintas tarekat Sufi se-Indonesia yang didirikan th 2016
di Pondok Pesantren Tasawuf Rabbani dari Qadiriyah Hanafiah di Koto Sani
(Solok, Sumatera Barat) terutama oleh para tokoh dari Sumatera Barat; cenderung
pada ajaran anti-Wahabi, Dewan Mustasyar bertempat di Tangerang, Banten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar