Mormonisme (Gerakan Orang Suci Zaman Akhir)

Berikut ini keterangan diambil dari pustaka "Buku rujukan semua aliran dan perkumpulan agama di Indonesia" (Singaraja: Toko Buku Indra Jaya, 2017) oleh Dr. Igor Popov, LLM

The following information is taken from a book, "The Reference Book on All Religious Branches and Communities in Indonesia" (Singaraja: Toko Buku Indra Jaya, 2017), by Dr. Igor Popov

Mormonisme (Gerakan Orang Suci Zaman Akhir): Aliran khusus dari gerakan Restorasi. Orang Amerika Joseph Smith, Jr. menyatakan dirinya Nabi baru, bertugas untuk memulihkan gereja yang benar. Kitab Suci tidak hanya Alkitab tetapi Kitab Mormon yang diterjemahkan Dia pada th 1829 tentang Nabi Mormon dan orang Indian yang hidup di Amerika pada abad ke-4 SM. Menurut doktrinnya, Tritunggal tidak satu, tapi tiga Allah, Sang Bapa dan Putra mempunyai tubuh berwujud. Yesus Kristus orang pertama. Orang-orang telah hidup sebelum tanpa tubuh, kemudian tumbuh menjadi lebih dewasa menjelma di Bumi. Umat Mormon memiliki beberapa upacara khusus, seperti pernikahan kekal dan baptisan orang mati; larangan minuman keras, kopi dan teh. Pada abad ke-19, mereka mempraktikan poligami, yang kini ditangguhkan, tapi aliran Mormon Fundamentalis saja yang masih simpan gaya hidup ini. Setelah kematian Joseph Smith ada beberapa Gereja Mormon.
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir di Indonesia (OSZA) (www.lds.or.id www.mormon.org/ind) adalah cabang dari The Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints (LDS) yang berpusat di Salt Lake City (Utah, AS), pemimpin Presiden yang rasul, jemaah-jemaah memimpin para uskup; orang Mormon mengunjungi Indonesia pertama kali th 1969 dan th 1970 mengirim misinya (karya selaku penginjil ialah kewajiban bagi setiap pemuda selama dua tahun), sejak 1975 berkarya Kantor Misi Jakarta-Indonesia, tapi antara 1978-1981-an misi dihentikan karena peraturan negeri baru akan kegiatan asing, kembali th 1985 dan didaftar th 1987, dgn Presiden RI, A. Wahid (1999-2001) Gereja telah punya khusus hubungan bersahabat (Bahan dari Dr. Igor Popov, LLM)

2 komentar: